Birrul Walidain


Santri……
(siiaaap…..)
Santri 3x….
(siap …… siap…… siap…….)


Tepuk anak sholeh 3x
Aku…
Anak sholeh…
Rajin sholat…
Rajin ngaji…
Orang tua …
Dihormati…
Cinta islam…
Sampai mati…
Laa illaha illallah muhammadarosulullah….
Islam islam yees….

Nah, tema kita kali ini adalah berbakti kepada orang tua….
Siapa yang tahu kenapa kita harus bebakti kepada orang tua?
(santri menjawab): karena orang tua yang telah melahirkan dan memelihara kita sampai sekarang….

Benar sekali jawaban kalian. Kita harus menghormati kedua orang tua karena ada beberapa alasan :

Pertama, kita harus berbakti kepada kedua orang tua karena diperintahkan oleh Al-Qur’an Surat Al-Ankabut ayat 8 yang berbunyi :

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْناً

Artinya: Dan kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya.

Nah jelas kan kalau kita diperintahkan wajib untuk berbakti kepada orang tua….
Jadi karena kita diwajibkan oleh Allah untuk berbakti maka kita harus berbakti, karena kalau kita melanggar kewajiban dan tidak hormat kepada orang tua akan menjadi anak durhaka dan mendapat dosa.

Alasan kedua mengapa kita harus berbakti kepada kedua orang tua adalah karena mereka telah susah payah memelihara kita. Ibu kita telah mengandung kita dan menyusuai kita dengan susah payah sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat  Al-Ahqaf ayat 15 yang berbunyi:

حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا
Artinya “Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan”(Al-Ahqaf: 15) 

Alasan ketiga mengapa kita harus berbakti kepada kedua orang tua adalah karena ridho Allah itu tergantung ridho orang tua dan murka Allah itu tergantung murka orang tua sebagaimana hadits Rasulullah Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yang berbunyi :
Artinya “Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” Hadits Riwayat Tirmidzi

Lalu bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua?

Jika orang tua masih hidup maka kita harus menaati semua perintahnya asalkan tidak dalammempersekutukan Alloh, dan jika mereka menyuruh untuk mempersekutukan Alloh maka harus menolak dengan baik dan tetap berbuat baik kepadanya sebagaimana firaman Alloh dalam Qur’an Surat Luqman ayat 15 yang berbunyi :

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 

Kita juga harus mendo’akan kedua orang tua kita sebagiaman do’a yang sudah kita hafalkan bersama-sama yang bebunyi :

“Allahummaghfirlii wali walidayya, warhamhumaa kamaa rabbayanishaghiira”

Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”

Demikian yang dapat kami sampaikan, dan sebagai penutup marilah kita menyanyikan lagu syurga ditelapak kaki ibu :
SYURGA DI TELAPAK KAKI IBU

Sembilan bulan ibu mengandung
Dan melahirkan kita ke dunia
Siang dan malam ibu menyusui
Tanpa mengenal lelah dan letih

                                    Kasih sayangnya cinta kasihnya
                                    Sepanjang masa
                                    Kasih sayangnya cinta kasihnya
                                    Tak terbalas emas permata

Syuga di telapak kaki ibu
Itulah hadits nabi muhammad
Kalau kita berbakti padanya
Di akhirat mendapat syurga

                                    Syurga di telapak kaki ibu
                                    Itulah hadits nabi muhammad
                                    Kalau kita durhaka padanya
                                    Di akhirat mendapat siksa


Tulisan ini dibuat untuk pentas adik-adik Madrasah Diniyah Al-Muttaqiin
1. Niken Larasati sebagai pengantar dan penyaji.
2. Azizah sebagai pembaca dalil dalam bahasa Arab.
3. Hersan Rama sebagai pembaca dalil dalam bahasa Indonesia/ terjemah.

0 komentar:

Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak mengandung spam...